Awalnya, aku tak pernah mengenal apa itu komputer. Aku menyangka komputer itu hanya dapat digunakan orang–orang berharta saja, seperti yang kutonton di TV. Tidak untuk orang-orang seperti aku ini. Eh... ternyata prasangkaku salah.
Tapi memang seperti itu. Waktu itu, boro-boro aku kenal komputer, TV saja aku belum punya. Bahkan listrikpun belum ada di rumahku. Maklum, aku orang desa yang tak punya. Ya... jadi aku sulit untuk mengenal teknologi.
Seiring berjalanya waktu, detik terus berlalu menyertaiku, tiba-tiba ada seseorang datang ke rumahku. Dia tertarik dengan bakatku. dia pun bicara pada ibuku tercinta.
“Assalamu’alaikum”. dia menyapa.
“Wa’alikumsalam”. Ibuku menyahut.
“Ada apa ya mang Adil, tumben datang ke sini”. lanjut ibuku yang agak penasaran atas kehadiran mang Adil.
“Jadi begini Ibu Pardi,..............”
Kemudian terjadilah percakapan antara ibuku dan mang Adil. Katanya, dia datang ke rumahku atas perintah Ustadz Ottob, Pimpinan Pondok Pesantren Darusy-Syifa. Kata mang Adil, dia ingin menyekolahkan aku di Pondok Pesantren Islam Ad-Da’wah Rangkasbitung.
Waktu itu aku masih kelas 6 SD. Aku pun berangkat ke tempat tujuan bersama Ustadz Ottob dan mang Adil. Satu motor tumpuk tiga orang. Sesampainya di sana aku pun memulai kehidupan baru.
Bismillah. Sekarang aku berada di tempat baru, daerah baru, orang-orangnya baru, semuanya serba baru. Tempat tinggal pun baru. Aku berasrama di samping kantor Yayasan Ad-Da’wah. Pernah aku sedikit mengintip jendela kantor itu, ”Oh.... seperti itu yah komputer.” Hatiku gembira melihat sesuatu yang belum pernah aku lihat secara langsung. Dulu cuma lihat di TV, sekarang bisa lihat langsung.
Singkat cerita. setelah aku mengenal orang-orang baru di sekitarku, aku bisa menyesuaikan diri. Aku mulai mengenali mereka, aku kenal Ustadz Farhan dan istrinya serta anak-anaknya, Ustadz Rully Renata, Ustadz Cecep Romi yang selalu duduk di hadapan komputer, dan banyak lagi orang-orang yang aku kenal di tempat yang baru ini, kalau kusebut satu-persatu akan menyita waktu.
Suatu hari, Ustadz Farhan menawari aku untuk belajar mengetik, tapi aku menolak karena aku takut kalau komputer digunakan dengan orang yang tidak bisa menggunakannya, nanti komputernya bisa meledak. Ya... begitulah pikiran orang desa. Akan tetapi Ustadz Farhan selalu memotivasi dan meyakinkan aku. Dia yang membukakan Microsoft Word untukku.
“Nih, kamu tinggal ngetik saja,” suruhnya.
“I.....iya tadz,” aku nurut kemudian aku memulai mengetik. ”Aduh, kalo salah gimana ya…?” hatiku ngeri.
Waktu itu aku belajar mengetik namaku sendiri.
Supardi umar supardi umar supardi umar
Supardi umar supardi umar supardi umar
Supardi umar supardi umar supardi umar
Supardi umar supardi umar supardi umar
Supardi umar supardi umar supardi umar
Supardi umar supardi umar supardi umar
Supardi umar supardi umar supardi umar
Supardi umar supardi umar supardi umar
Supardi umar supardi umar supardi umar
Supardi umar supardi umar supardi umar
Begitu sampai selanjutnya aku tulis sampai seratus kali. Besoknya nambah lagi dan begitu seterusnya, sampai aku mulai bisa mengenali keyboard.
Lambat laun akhirnya aku berani juga memainkan komputer. Bahkan aku bisa main game. Waktu itu, Ustadz Farhan tidak bosan-bosannya mengajariku. Tidak hanya komputer, tapi masih banyak lagi ilmu-ilmu agama lainya yang aku terima darinya. Dia juga menjelaskan kenapa istrinya memakai cadar dan lain sebagainya. Istrinya walaupun pake cadar dia dekat denganku.
Mungkin ini pengalamanku menggunakan komputer selama SD. Aku pun lulus SD, dan melanjutkan di jenjang selanjutnya yaitu SMP. Tepatnya di SMP-IT Ad-Da’wah Rangksbitung Lebak Banten Indonesia.
Kelas satu SMP, tak jauh aku belajar komputer. Ya... aku belajar tentang microsoft word, yang sudah lumrah dipelajari dan digunakan orang-orang.
Di MS word aku malah tidak banyak mengetik, tapi cuma menghias-hias tulisan, seperti word art, bingkai penghias kertas yang sudah dimuat tulisan dan lain-lain. Lumayan asyik sih. Main bagus-bagusan sama teman-teman. Siapa yang terbagus dialah yang dapat kebanggaan untuk dirinya sendiri. Pokoknya seru. Tapi kalo kalah bagus, hati umayan ciut. Repot.
Di kelas dua SMP aku diajari guruku tentang MS word , MS excel dan cara meletakkan atau menggabungkan excel ke word atau sebaliknya. Bukan hanya itu, tapi masih banyak lagi yang lainya. Waktu itu juga aku suka meainkan paint, dengan paint aku dapat mengambar rumah, gunung beserta pemandanganya yang menghiasi gunung itu. Indahnya.
Di kelas tiga, di kelas terakhir ini aku jarang praktek komputer. Soalnya komputernya pada rusak. Dulu waktu aku kelas satu SMP komputernya ada sepuluh dan aktif semua lagi. Eh... waktu kelas tiga SMP komputernya yang baik cuma dua. Itu juga sering dipakai para guru untuk kebutuhan kantor yang lebih penting dari kebutuhan para siswa. Repot.
Tapi ternyata takdir Allah berkata lain. Di hari libur semester satu, waktu aku nonton TV di rumah, tak sengaja aku liat iklan HP yang di-embel-embeli facebook, juga iklan modem yang mengiklankan kecepatan akses modem tersebut, ya tentunya di- embel-embeli dengan facebook juga. Muncul dalam pikiranku, ”apa sih facesbook?” pikiranku penasaran.
Setelah liburan selesai, aku balik ke pondok tercintaku. Sebelum balik ke pondok aku main-main dulu di BARATA, pusat perbelanjaan di kota Rangkasbitung. Entah bagaimana ceritanya, sampailah aku di toko buku TISERA yang letaknya di dalam RABINZA Rangkasbirung yang lumyan terkenal itu. Sebenarnya yang terkenal bukan RABINZA-nya, tapi BARATA-nya. Padahal BARATA bagian dari RABINZA, cuma orang-orang kalau mau ke RABINZA bilangnya mau ke BARATA. Soalnya tulisan BARATA-nya di situ terpampang paling besar. Di dalam RABINZA itulah aku menemukan toko buku TISERA. Di dalam toko buku itu aku keliling-keliling melihat buku-buku yang berjajar rapi. Sepintas pandanganku tertuju pada satu arah yang di sana ada buku yang bertuliskan ”pandun belajar facebook”, yang di bawahnya ada tulisan di dalam kurung,”untuk pemula”. Karena aku penasaran dengan facebook, tak ambil pusing lagi aku langsung membeli buku itu dan aku pulang ke pondok.
Di pondok, tak kulepas buku itu dan selalu kubaca, akhirnya tuntas pula buku itu kubaca sampai selesai. Ternyata, sebelum punya akun facebook harus punya alamat e-mail dulu saudara-saudara. Kau pun semakin pusing dan aneh. ”Apa sih e-mail itu?”. Akhirnya aku bertanya pada temanku. ”Eh sobat, e-mail tu apa sih?”.
“O...,email yah, itu mah harus dibuat di warnet”, jawab temanku yang sudah berpengalaman tentang internet. Aku tambah bingung.
“Terus, warnet itu apaan?” jawbku yang polos karena aku memang benar-benar tak pernah mengenal dunia maya sebelumnya.
“Warnet, ya warung internet” jawabnya tanpa penjelasan. Kalau dijelaskan ribet mungkin.
“Ya sudah, besok kita ke wanet, nanti aku ajari gimana cara main internet”.
“OK” aku setuju, sambil mengangkat ibu jari tangan kananku di hadapannya.
“Tapi jangan besok, nanti saja ketika hari perizinan keluar pondok” lanjutku. Dia pun berlalu.
Di hari perizinan, aku dan temanku pergi ke BARATA, dan bermain internet di Kingnet. Awalnya aku diajari membuat e-mail, yang katanya itu buat persyaratan buat facebook. Aku daftar e-mail tapi enggak bisa-bisa. Kata temanku itu ada yang salah. ”Yang tulisannya merah berarti salah” katanya. Berkali-kali kucoba, salah lagi, salah lagi. Maklum, waktu itu kosa-kata Bahasa Inggris-nya masih minim. Tapi setelah beberapa belas menit kemudian akhirnya bisa juga.
Temankupun mengajariku tentang bagaimana cara berkirim pesan. Aku pun bertukar pesan dengannya. Setelah bisa aku pun pulang ke pondok.
Setelah sesampainya di pondok, aku bercerita kepada teman-teman dan adik-adik kelasku.
“Kak Pardi, ajarin aku dong” pinta salah seorang adik kelasku.
“Iya nanti, kalau ada perizinan keluar pondok” jawabku.
Di kemudian hari pun aku dan adik kelasku itu pergi bermain internet di Kingnet BARATA dan aku mengajarinya e-mail. Dia senang bisa sms-an denganku lewat internet padahal main internetnya sebelahan, hanya sekat pembatas client yang memisahkan aku dan adik kelasku itu. tapi kami berdua tetap berbalas-balasan pesan sambil ketawa-tawa bahagia seperti anak kecil yang baru menemukan mainannya. Hahahaha….
Lama aku dan adik kelasku di dalam warnet, akhirnya aku pun mendaftar facebook dengan melihat buku panduan facebook yang telah aku beli beberapa hari kemarin. Akahirnya akupun punya facebook, dan akulah yang pertama kali punya akun facebook di kalangan teman-temanku di Ad-Da’wah putra. Tapi aku tidak tahu kalo ad-da’wah putri dan murid baru waktu itu, mungkin mereka add yang lebih dulu punya akun facebook dari aku. Inilah pengalamanku tentang komputer selama SMP.
Setelah aku masuk SMA, tepatnya di SMA-IT Ad-Da’wah. inilah saat-saat seru bermain komputer. Apa lagi waktu itu komputer di sekolahku sudah terhubung dengan internet. Seru banget.
Sewaktu kelas satu SMA, buku panduan dari sekolah kami kebut dalam mempelajarinya. Yang pentin bisa ngisi ulangan. Selanjutnya waktu yang tersisa, kami gunakan untuk menerima pelajaran khusus dari guru kami, yaitu belajar men-desain dengan corel draw selama kurang lebih satu tahun guruku mengajari kelas satu SMA pada masa itu menguasai corel draw hingga aku dan teman-teman sekelasku menguasai pembahasan corel draw tersebut. Setiap hari kami men-desain gambar-gambar, kartu nama, brosur dan lain-lain. Tujuan guruku mengajari kami pembahasan di luar buku panduan ialah agar kami punya bekal setelah lulus nanti. Mulianya guruku.
Setelah kelas dua SMA, yaitu sekarang ini, sudah empat materi yang sangat penting menurutku, yaitu: bongkar pasang komputer dengan benar, alhamdulillah sudah sedikit menguasai, juga booting, cukup lumayan sedikit bisa, tinggal melancarkan saja. Penggumaan MS excel secara mendalam juga tinggal memperlancar saja. Dan yang terakhir, yang baru tiga minggu ini aku pelajari aku pelajari dengan teman-temanku.
Guruku mengajari murid kelasku tentan HTML. Alhamdulillah dasar-dasarnya aku sudah bisa. Ya... tentang HTML, head, title dan sedikit dari yang lainya aku sudah sedikit faham. Guruku bilang, ”Kalau kamu ingin punya blog, baik yang gratis maupun yang bayar, kamu harus bisa dasar-dasar HTML dulu.”
Setelah aku bisa sedikit HTML, dua minggu terakhir ini, aku dan teman sekelasku diajari membuat blog di blogspot. Setelah seminggu kemudian aku pun bisa sedikit tentang blogspot. Aku ngerti posting, template, judul, widget dan lain-lain. Alhamdulillah.
Entah mimpi apa aku malamnya, tiba-tiba aku dipanggil guruku ke laboratorium komputer. Hatiku heran, enggak biasanya aku dipanggil seperti ini, deg-degan rasanya. Aku pun masuk laboratorium.
Setelah mengucapkan salam, aku pun bertanya, “Ada apa ustadz?”
“Nanti, malam minggu ada perlombaan membuat blog. Kamu ikut yah?” jawabnya.
Aku pun diajari blog lebih mendalam lagi. Dia memberikan pelajaran khusus untuku. Ya... tentunya aku senang. Aku terpilih, hatiku berkata, “raih prestasi, junjung tinggi budi pekerti.” Hatiku berkata lagi karena senangnya.
Itu semua pengalamanku tentang TIK yang sampai akhirnya sekarang ini aku bisa membuat blog.
Insya Allah di kelas tiga SMA nanti, guruku akan mengajariku tentang photoshop. Mudah-mudahan tercapai, amin….
Sebenarnya tidak hanya sampai di sana keinginanku dalam bidang TIK. Aku ingin menjadi hacker sejati. Do’akan saja semuanya!.
Yang terakhir, untuk semua teman-teman, adik kelas, dan seluruh siswa-siswi Ad-Da’wah, “Tetaplah jaga semangat kalian!”
Semangat, semangat, semangat!
“Raih prestasi, junjung tinggi budi pekerti.”
1 komentar:
keren juga ceritanya....
kisah nyata atau karangan fiksi itu?
jangan pantang menyerah,,,,,kejar dan raihlah prestasimu.....
Posting Komentar